Perangenerasi muda juga diperlukan dalam menyukseskan literasi digital, khususnya di pelosok negeri. Dengan adanya kegiatan seperti edukasi pengenalan digital dan pemanfaatannya dapat mendorong tingkat digitalisasi yang ada di Indonesia. Pemuda sebagai Pahlawan Digital
Webinarbertema 'Potensi dan Peran Perempuan di Era Digital' yang diselenggarakan ISED dalam rangka Hari Kartini, Kamis (22/4). PEREMPUAN memiliki potensi dalam memajukan bangsa Indonesia. Namun, ketimpangan antara laki-laki dan perempuan dinilai masih sangat besar. "Padahal potensi perempuan di era digital sangat besar.
Biladihubungkan dengan pemuda maka Al-Qur'an memberikan jawabannya bahwa pemuda adalah Sebagai penyambung generasi kaum beriman (QS.52:21, 25:74). Jika digarisbawahi, pemuda adalah penerus. Yang artinya akan menggantikan dan memimpin dengan cara yang berbeda. kontribusi pemuda milenial, khususnya di Era 4.0 untuk pembangunan bangsa tidak
Cilacap- Ketika menyampaikan pesan pada peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-93, 28 Oktober 2021, Presiden Joko Widodo mewanti-wanti peran posisi pemuda era digital yang menjadi bonus demografi Indonesia, karena populasinya yang dominan. "Kini, di era digital, pemuda kembali berperan sentral, karena kekuatan sekelompok pemuda pemberani yang berani melawan risiko untuk meraih dan merebut
KemenkoPMK - Sebagai generasi penerus bangsa serta agen perubahan, pemuda memiliki peran yang penting dalam proses pembangunan dan berpartisipasi untuk menyelesaikan tantangan persoalan dalam bidang sosial dan lingkungan khususnya di era digital saat ini. Tatangan utama generasi muda dalam perkembangan digital adalah untuk tidak hanyut dan menjadi
Dariuraian diatas, pemuda berperan penting dalam pembangunan ekonomi dan sebagai agen perubahan di era digitalisasi. terdapat tantangan utama bagi generasi muda dalam pengembangan digital dengan dampak positif dan negatif serta kurangnya kualitas sumber daya manusia, kuantitas, dan sebagainya.
Peringatan Sumpah Pemuda menjadi momen bagi para generasi muda untuk meningkatkan kemajuan Indonesia. Hadirnya dunia digital diharapkan mampu mewujudkan segala impian bangsa. Ketua Golkar DKI Jakarta, Fayakhun Andriadi, menyebut peran digital bagi generasi sekarang berefek ganda.
NRgw5w.
REVOLUSI Industri menuntut setiap jengkal dunia untuk terlibat dalam arus digitalisasi global. Dengan adanya berbagai inovasi teknologi dan komunikasi, setiap daerah wajib untuk melakukan digitalisasi untuk terlibat dalam narasi lokal, nasional, maupun global. Dalam konteks negara, baik kota maupun desa perlu untuk mengadopsi teknologi yang relevan untuk termasuk salah satu negara yang berupaya maksimal untuk memastikan setiap pulau teraliri internet. Dengan geografi Indonesia yang unik, menjadi tantangan yang besar agar semua daerah bisa terdigitalisasi, terutama di daerah desa dan daerah 3T terdepan, terluar, dan tertinggal. Pada 2021 lalu, Kementerian Komunikasi dan Informasi berencana membangun Base Transceiver Station BTS untuk memperluas jaringan layanan internet di desa. Desa penggerak ekonomi Desa memiliki peran sentral dan posisi yang vital terhadap pertumbuhan ekonomi, terlebih dengan arah pembangunan nasional saat ini yang menginginkan kemajuan dari hulu ke hilir. Desa – sama seperti kota, juga perlu melakukan transformasi digital agar ekonomi semakin baik ke depan dan bisa berkontribusi maksimal dalam pembangunan ekonomi negara Indonesia. Dengan demikian, desa perlu digitalisasi. Kehidupan di desa memiliki banyak keunikan, identitas, dan sering kali menginspirasi. Desa merupakan salah satu penggerak ekonomi Indonesia melalui pengembangan, inovasi, sumber daya dan karya yang dimiliki oleh masing–masing desa. Namun sayangnya, sumbangan desa terhadap PDB masih jauh tertinggal dibandingkan daerah perkotaan. Mengutip dari CNN Indonesia, Wakil Menteri Desa dan PDTT mengatakan, "Ekonomi desa hanya 14 persen dari PDB nasional, tentu saja ini sangat memprihatinkan. Bagaimana keseimbangan desa-kota harus kita selaraskan, sehingga kesenjangan pembangunan bisa diminimalisir." Akan tetapi, desa masih punya banyak ruang untuk berkembang dan potensi yang belum tergali, sehingga desa bisa menjadi penyumbang terbesar perekonomian negara. Bahkan, desa bisa berperan sebagai fondasi ekonomi bangsa. Menurut Soleh 2017, memandang desa sebagai basis potensial kegiatan ekonomi harus menjadi paradigma baru dalam program pembangunan ekonomi Indonesia secara keseluruhan. Oleh karena itu, Indonesia perlu memperkuat kompetensi, kapasitas, dan kapabilitas desa. Salah satu hal yang perlu dilakukan adalah melakukan digitalisasi. Hal tersebut tentu perlu didukung oleh sistem komunikasi dan akses digitalisasi agar manfaat desa dapat tersalurkan dengan baik. Digitalisasi menjadi bagian penting sebagai upaya untuk mempercepat pembangunan desa. Baik dalam masa pandemi maupun tidak, semua orang harus mampu beradaptasi dan bertransformasi agar semakin melek teknologi. Hal ini guna memudahkan jalur komunikasi yang dapat terjalin antarwarga desa dalam kesehariannya. Berdasarkan data BPS 2019, sebanyak desa tersebar di seluruh Indonesia. Angka tersebut menjadi kekuatan apabila Indonesia bisa mengembangkan potensi desa dengan tepat. Urgensi desa digital dan tantangannya Menyambut semangat Revolusi Industri dan membangun ekonomi dari pinggiran, mengembangkan desa digital menjadi suatu hal yang perlu dilakukan, terlebih dengan era sekarang yang serba digital. Ada banyak manfaat apabila desa terdigitalisasi, misalnya pelayanan publik menjadi lebih efektif dan operasional sehari-hari lebih efisien. Dengan demikian, masyarakat tidak perlu datang ke balai desa, kantor kelurahan, atau kantor kecamatan jika memerlukan surat pengantar atau dokumen lainnya karena dapat diurus melalui surat elektronik atau layanan pesan teks seperti WhatsApp. Dalam segi ekonomi, produk-produk desa bisa dipasarkan secara lebih luas dan tidak tergantung pihak ketiga. Mengetahui dampaknya, desa digital menjadi keharusan. Mengembangkan desa digital tidak hanya menjadi tugas negara, melainkan kolaborasi semua pihak, termasuk perangkat desa. Peran perangkat desa menjadi sangat penting dalam menggerakkan desa menjadi desa digital. Tentu, perangkat desa ini harus dibekali dengan kemampuan digital, baik soft skill maupun hard skill. Namun, memberdayakan dan mentransformasi desa menjadi daerah digital tentu memiliki beberapa kendala. Kendala pertama tentu kapabilitas setiap daerah yang mencakup infrastruktur dan sumber daya manusia. East Ventures menerbitkan riset mengenai Digital Competitiveness Index DCI 2021 yang menggambarkan tingkat kompetitif digital setiap daerah di Indonesia. Dari riset itu, masih terdapat kesenjangan digital di setiap daerah terutama wilayah Timur. Seperti contoh, di DKI Jakarta, DCI-nya berada pada angka 77,6. Dari peringkat satu ke peringkat dua, Jawa Barat, perbedaannya cukup jauh, sebesar 20 poin. Jawa Barat menempati peringkat kedua dengan indeks 57,1. Semakin ke bawah, tidak ada yang menyentuh angka 50. Indeks itu memperlihatkan dengan jelas ketimpangan tersebut. Artinya, tidak semua memiliki infrastruktur jaringan yang memadai. Seperti contoh lainnya, Indonesia saat ini sedang membangun jaringan 5G dan akan diterapkan di wilayah percontohan. Wilayah percontohan 5G itu antara lain Jabodetabek, Widya Chandra, Pantai Indah Kapuk, Kelapa Gading, Pondok Indah, Alam Sutera, dan Bumi Serpong Damai Balikpapan, Medan, Bandung, Surabaya, Denpasar, Batam, dan Makassar. Melihat daerah percontohan ini, tentu kita boleh berasumsi bahwa infrastruktur di daerah lain belum begitu matang karena masih terpusat di kota-kota besar. Persoalan berikutnya adalah literasi digital, yang memengaruhi kompetensi sumber daya manusia. Literasi digital tidak hanya soal kritis terhadap informasi, melainkan bagaimana kita memanfaatkan teknologi untuk kebutuhan yang lebih besar. Literasi digital menentukan apakah seseorang atau suatu daerah dapat memanfaatkan potensi tertinggi dari teknologi. Literasi digital menjadi ukuran kompetensi penting tentang kemampuan SDM di era digital ini. Sumber daya manusia merupakan komponen penting dalam transformasi digital, tetapi harus diakui bahwa tidak semua daerah memiliki kompetensi SDM yang sama rata. Misalnya, dalam penelitian dari Mangindaan & Manossoh 2018 yang mengamati bagaimana kapabilitas SDM di desa di kecamatan Tabukan Utara dalam mengelola dana desa menemukan bahwa SDM di sana belum mampu mengelola dana itu. Selain itu, apabila bicara dari sudut pandang tingkat pendidikan, mayoritas dari kategori dengan tingkat pendidikan rendah. Kedua hal ini tentu menjadi tantangan terbesar negara kita dalam memacu transformasi digital di seluruh desa di Indonesia. Namun, bukan berarti tak ada peluang untuk meningkatkan kapasitas SDM kita. Pemerintah dan aktor lainnya sedang berusaha meningkatkan talenta-talenta digital. Di saat yang bersamaan pula, beberapa anak muda juga kembali ke desa untuk mengembangkan kapasitas sumber daya di sana. Kesenjangan di desa Problematika literasi digital adalah masalah bersama yang membutuhkan kolaborasi berbagai banyaknya daerah dan desa yang membutuhkan peningkatan kapasitas literasi digital, semua pihak perlu memberikan bantuan, baik itu NGO, swasta, termasuk institusi pendidikan. Institut Komunikasi dan Bisnis IKB LSPR berupaya membantu meningkatkan literasi digital di wilayah-wilayah yang tingkat literasinya masih belum mumpuni melalui inisiasi bernama Literasi Desa. Program ini adalah bentuk usaha memajukan desa dan ikut berkontribusi dalam peningkatan kapasitas sumber daya manusia. LSPR Literasi Desa merupakan salah satu Program Kompetisi Kampus Merdeka PKKM dari pemerintah yang dimenangkan oleh LSPR Institute. Program Hibah PKKM yang dimaksud terdiri dari Literasi Desa, riset kolaborasi, LSPR Connect & Developing, LSPR Upscale, pertukaran Dosen, dan program kemanusiaan. Salah satu bentuk implementasi program ini adalah kegiatan bertajuk “Pelatihan Komunikasi Organisasi Desa Berbasis Digital”, yang diselenggarakan pada 29 Juli 2021, pukul WIB untuk perangkat desa di lingkup Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Para peserta merupakan perwakilan dari Kelurahan/Desa Jaya Sakti, Pantai Harapan Jaya, Pantai Sederhana, Pantai Bahagia, Pantai Bakti, dan Pantai Mekar. Kegiatan yang dilakukan secara daring ini juga diikuti oleh para mahasiswa, alumni, dan dosen LSPR. Dalam implementasinya, LSPR menjalankan pengabdian masyarakat kolaboratif yang terdiri dari berbagai kegiatan penyuluhan, pelatihan dan pendampingan serta pelatihan pengembangan dosen di bidang pengabdian masyarakat. Kegiatan ini merupakan ranah untuk dosen dalam merealisasikan Tridharma Perguruan Tinggi, serta memberikan kontribusi atau dampak positif langsung kepada masyarakat. Dalam melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat, LSPR menemukan satu hal menarik yang bisa menjadi pertimbangan para stakeholders. Menurut masyarakat Kecamatan Muara Gembong, infrastruktur digital menjadi problematika yang perlu ditangani secara serius. Secara keseluruhan, terdapat empat masalah yang paling sering terjadi di desa, yakni jaringan internet yang kurang memadai, kurangnya dukungan dan fasilitas untuk pembangunan desa digital. Kemudian pola komunikasi yang masih dilakukan secara manual face to face, door to door, letter to letter, kurangnya SDM dalam memahami teknologi, serta proses penyampaian informasi yang kurang dipercayai oleh publik. Program Literasi Desa yang dilaksanakan oleh LSPR dapat memberi dampak positif bagi para perangkat desa di Kecamatan Muara Gembong di mana proses transformasi menjadi desa digital pasti tidak mudah karena banyaknya kendala yang harus dihadapi, namun melalui program ini pula kita dapat bersama mencari solusinya. Apa yang bisa dilakukan pemuda Secara komunikasi, masyarakat Kecamatan Muara Gembong sudah baik, tetapi dalam hal lain perlu peningkatan, seperti cara menjual produk ekonomi mereka ke marketplace, menjangkau konsumen, dan lain sebagainya. Masalah-masalah tersebut cukup beralasan mengingat profesi sebagian masyarakat di sana adalah nelayan. Keseluruhannya, kurangnya SDM dalam memahami teknologi dan belum adanya infrastruktur esensial merupakan masalah yang perlu penanganan sesegera mungkin. Kecamatan Muara Gembong adalah satu dari sekian banyak daerah yang tidak termasuk daerah terluar 3T tetapi mengalami kesenjangan digital. Melihat tantangan desa yang pelik, dibutuhkan peran semua pihak untuk menyelesaikannya, termasuk para pemuda. Pemuda Indonesia memiliki banyak potensi untuk mengembangkan desa digital. Karakteristik pemuda yang merupakan digital native akan sangat membantu desa untuk melakukan transformasi menuju desa digital. Penelitian dari Kompas tahun 2021 menyebutkan bahwa pemuda menjadi penduduk yang sering mengakses media sosial. Secara berurutan, Generasi Z lebih sering mengakses media sosial 2-5 kali sehari dengan persentase 42,9 persen. Disusul Milenial dengan 37 persen. Selain itu, Generasi Z dan Milenial juga merupakan kategori penduduk yang akrab dengan e-commerce. Berdasarkan olah data SUSENAS 2019 oleh Tim Lokadata di tahun 2020, dari 46,7 juta milenial pengguna internet, 17 persen di antaranya suka berberlanja online. Dengan kata lain, pemuda punya pemahaman terkait bagaimana memasarkan produk online. Dan di era sekarang, pemahaman soal e-commerce sangat bermanfaat. Dari aspek pemanfaatan teknologi digital, pemuda punya keunggulan yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan desa. Misalnya, dengan membuat konten promosi agar netizen berkeinginan membeli produk dari desa mereka atau sekadar memperkenalkan keindahan desanya untuk mempromosikan daerah wisata. Pemuda juga bisa membantu memasarkan produknya di marketplace yang tersedia. Ada banyak contoh di mana pemuda ikut membantu mengembangkan kapasitas warga desa. Contohnya, mahasiswa Universitas Negeri Malang tahun 2021 lalu melalui program pengabdian masyarakat. Mereka memberikan pelatihan tentang kewirausahaan digital untuk masyarakat di Desa Sambigede, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Peserta pelatihannya merupakan anggota Karang Taruna Sari Kusuma, yang mayoritas anggotanya telah memiliki usaha sendiri. Selain memberikan pelatihan, pemuda juga bisa menjadi pemimpin di desanya. Adidaya Perdana, seorang pemuda berusia 29 tahun pada 2020, kini memimpin Desa Margoyoso di Magelang. Dia sukses membangun desa yang kering kerontang menjadi subur. Ada lagi pemuda yang menjadi pemimpin desa di Desa Benda, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes. Sosok muda itu bernama Baitsul Amri. Pemuda ini bahkan mencetuskan inovasi berbentuk aplikasi yang disebut “Desaku Benda.” Aplikasi ini dibuat untuk memudahkan layanan publik berbasis online, keperluan administrasi, peta desa, hingga pajak. Aplikasi tersebut menjadi aplikasi berbasis desa pertama di Brebes yang diluncurkan pada Maret 2021. Beberapa contoh ini adalah segelintir contoh di mana pemuda bisa ambil peran membangun desa. Desa mempunyai peran penting, potensi ekonomi yang besar, dan juga keunggulan lainnya yang mungkin tidak dimiliki oleh kota. Membangun desa bukan perkara menjadi terkenal atau tidak, tetapi panggilan untuk membangun negeri dari pinggiran. Masa depan Indonesia akan lebih cerah jika pemuda membangun negeri dari desa dan kota. Sudah saatnya pemuda untuk pulang ke kampung halaman dan membangun desa tempat tinggalnya. Membangun Indonesia dari sudut dan pelosok Tanah Air! Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Cilacap – Ketika menyampaikan pesan pada peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-93, 28 Oktober 2021, Presiden Joko Widodo mewanti-wanti peran posisi pemuda era digital yang menjadi bonus demografi Indonesia, karena populasinya yang dominan.”Kini, di era digital, pemuda kembali berperan sentral, karena kekuatan sekelompok pemuda pemberani yang berani melawan risiko untuk meraih dan merebut beragam peluang dengan berinovasi dalam menemukan beragam cara baru untuk merebut peluang besar dan makin tak terbatas di ruang digital,” pesan Jokowi sebagaimana dikutip Nyarwi Ahmad, direktur eksekutif Indonesia Presidential Studies, saat menjadi pembicara webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika Kominfo untuk warga Kabupaten Cilacap, 10 November 2021 – yang diikuti 400-an dua peluang karakter yang bisa diraih di ruang digital saat ini, kata Soleh Baedowi, guru Pendidikan Agama Islam SDN Jatinegara 1, Kab Tegal, pembicara lain. Karakter positif dan manfaat, akhlaqul karimah dan akhlaqul syaiah. Yang buruk dan memunculkan mudharat. Yang buruk mesti kita hindari, tak perlu di-sharing. Cukup distop di jemari kita.”Tapi, tangkap dan kembangkan wawasan dan peluang positif yang menjadi tantangan kita, pemuda dan generasi produktif, atau disebut milenial dan generasi Z yang mesti terus dikembangkan untuk menjadi modal mengentas kemiskinan dan bersaing dalam kompetisi global, sebagaimana pesan Presiden di awal pembukaan webinar,” saran topik menarik ”Pentingnya Pendidikan Karakter di Era Digital”, Presiden Jokowi memang menyampaikan keynote speech, dilanjut pesan dari Kepala Kanwil Kemenag, Mustain Ahmad. Selain Nyarwi dan Soleh, webinar yang dipandu moderator Anneke Liu tersebut juga menghadirkan dua pembicara lain. Yakni, Nusran Joher, anggota Komisi Kajian Ketatanegaraan MPR RI; dan Muawwin, penulis dan co-founder Akademi Virtual Media. Ikut bergabung Putri Juniawan, presenter TV, yang tampil sebagai key opinion Joher mengatakan, begitu banyak contoh kisah sukses yang bisa dijadikan model untuk ditiru para pemuda yang cerdas dan kreatif, mengambil manfaat ruang digital untuk terbebas dari kemiskinan dan bangkit meraih peluang untuk maju dan mampu bersaing di dunia membagi cerita. Sebelumnya, tak ada yang mengenal Ali Ba Ta, saat ia hidup sengsara sebagai supir truk di Tangerang. Tapi berkat kejeliannya memainkan gitar dan merekamnya dengan handphone murahan dan memposting di akun Youtube yang ia pelajari saat rehat, namanya jadi popular dan dikenal oleh musisi gitaris dunia. Citranya positif, subscribernya jutaan, dan konon ia raup duit hingga Rp 8,8 miliar. Ia berhasil mengentaskan keluarganya dari kemiskinan, juga bisa bersaing dengan musisi kelas dunia. Kini, nama Ali Ba Ta sebagai musisi sudah kaliber juga kisah Atta Halilintar, lanjut Nusran. Hadir dari keluarga broken home dan banyak anak, tapi kecerdasan Atta membuat konten Youtube yang menarik bersama keluarga besarnya disuka netizen. Hal itu membuatnya meraup puluhan miliar per tahun dan membalik kehidupan Atta sebagai Youtuber kaya yang kini diperhitungkan sebagai 5 Youtuber terkaya Nusran, Ali Ba Ta dan Atta bisa menjadi inspirasi positif. Kita mengambil semangat dan kreativitas mereka, mengambil peluang yang bisa disulap jadi tontonan, dan menjadi sarana berburu dolar dari konten-konten positif mereka. ”Meniru, memodifikasi, dan membuat dengan konsep lain yang berbeda bakal jadi peluang bagi adik-adik peserta webinar. Agar lebih maju, dan tentu selalu berusaha menjaga karakter keindonesiaan kita yang justru bisa juga dijual ke komunitas dunia. Kita sangat kaya dengan ragam budaya, yang bisa dipoles sesuai selera zaman menjadi konten menarik untuk di-go digital-kan,” papar dari sesuatu di sekitar kita dengan memaksimalkan kemampuan yang ada. Nyarwi Ahmad mengatakan, siswa bisa kreatif membikin konten pelajaran dengan visual yang makin menarik, baik video atau foto yang eksotik. Guru juga bisa membuat materi pelajaran, pelajaran apa saja, dengan konten yang fresh.”Sehingga, bisa ditonton bukan hanya oleh siswa satu sekolah kalau di-share di Youtube, tapi bisa dimanfaatkan oleh jutaan guru se-Indonesia, bahkan semua bisa mengakses link-nya. Dan kalau banyak yang subscribe, bisa di-monetize dan menjadi rejeki guru yang membuat konten Youtube tadi. Kini, ruang digital memudahkan dan mempercepat hal itu untuk diwujudkan,” pungkas Nyarwi Ahmad. *
Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Kemenpora RI menggelar pelatihan peningkatan karakter pemuda dalam era digital tahun 2021 di Makassar, Sulawesi Selatan. Melalui kegiatan ini, diharap pemuda dapat memiliki keterampilan digital sebagai agen perubahan. Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Kemenpora RI menggelar pelatihan peningkatan karakter pemuda dalam era digital tahun 2021 di Makassar, Sulawesi Selatan. Melalui kegiatan ini, diharap pemuda dapat memiliki keterampilan digital sebagai agen perubahan. fotoputra/ Jakarta Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Kemenpora RI menggelar pelatihan peningkatan karakter pemuda dalam era digital tahun 2021 di Makassar, Sulawesi Selatan. Melalui kegiatan ini, diharap pemuda dapat memiliki keterampilan digital sebagai agen perubahan. “Tujuan pelatihan ini yaitu membentuk pemuda yang memiliki keterampilan digital dan karakter yang baik sebagai agen perubahan, kekuatan moral dan sebagai kontrol sosial dalam segala aspek pembangunan kepemudaan,” kata Asdep Tenaga dan Peningkatan Sumber Daya Pemuda Kemenpora, Deswan, Jumat 1/10. Menurutnya, digitalisasi merupakan tantangan bagi pemuda untuk memanfaatkan teknologi digital dalam meningkatkan partisipasi dan peran aktif pemuda dalam membangun dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Asdep Deswan menerangkan, Indonesia akan memasuki bonus demografi. Diperkirakan penduduk usia produktif akan mencapai tujuh puluh persen. Kemudian, pelayanan kepemudaan diarahkan untuk mendorong dan memfasilitasi agar pemuda berperan aktif sebagai agen perubahan. “Selain itu juga sebagai kekuatan moral dan kontrol sosial dalam segala aspek pembangunan nasional. Selanjutnya, guna mewujudkan pembangunan kepemudaan, maka penguatan karakter pemuda di era digital ini perlu dilaksanakan,” jelasnya. Sementara itu, Direktur Pemberdayaan Informatika Kementerian Kominfo, Boni Pudjianto yang hadir sebagai narasumber menyampaikan perihal literasi digital bagi pemuda. Ada tiga hal dalam pengembangan sumber daya manusia talenta digital yaitu level pendidikan, level kompetensi pekerjaan, dan tipe individual. “Nah, kunci keberhsilan ini yaitu kolaborasi dari kementerian/lembaga terkait melalu kebijakan relevan. Kemudian mitra komunitas yang menjadi pelaksana kegiatan, Lalu berkolaborasi dengan mitra lembaga riset dan perguruan tinggi, serta mitra lainnya,” terangnya. Terpisah, Kadispora Sulawesi Selatan, Andi Arwin Azis menyambut baik kegiatan pelatihan peningkatan karakter pemuda dalam era digital. Menurutnya, perlu adanya kerja sama pemerintah dengan lembaga kepemudaan dalam pemberdyaan dan pengembangan pemuda baik pada bentuk pendidikan, pelatihan, maupun pengkaderan. “Melalui kegiatan ini saya mengajak lembaga yang membidangi pemberdayaan pemuda untuk menyentuh masyarakat dalam hal ini pemuda lewat program atau kegiatan sesuai dengan tujuan pembangunan kepemudaan,” Andi Arwin. “Diera digital, peran pemuda untuk memberikan inovasi dibidang teknologi sangat penting. Seiring dengan perubahan zaman yang bergerak kearah yang lebih canggih, semakin banyak pula inovasi yang terjadi. Manusia harus terus bergerak dalam proses digitalisasi. Pelatihan ini dapat melahirkan talenta muda melalui kreativitas dan inovasi yang dilakukan dengan memanfaatkan hobi dan bakatnya secara optimal, berkapasitas, dan berdaya saing,” dia menambahkan.jef
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia adalah negara dengan kepadatan penduduknya. Pemuda di Indonesia yang banyak jumlahnya, tentu saja juga memiliki peranan penting bagi bangsa Indonesia yang sedang menata diri untuk menjadi bangsa yang lebih maju. Jika pemuda indonesia yang banyak ini dapat diberdayakan dengan maksimal, tentu saja itu dapat menjadi mata tombak indonesia untuk menuju bangsa yang lebih maju. Ditambah dengan adanya kecanggihan teknologi yang sudah menjadi konsumsi harian pemuda indonesia kini. Rasanya jarang kita temukan pemuda indonesia yang tidak dapat mengoprasikan sebuah perangkat dari itu rasanya sudah tidak perlu ditanyakan apa saja yang dapat di kontribusikan dari pemuda Indonesia untuk bangsa ini. Ini adalah beberapa hal yang mungkin dilakukan pemuda indonesia untuk bangsa ini di era digital seperti sekarang1. Menjadi pelopor mobilisasi massa yang bertujuan untuk kebaikan bangsaMobilisasi massa bukan hanya melulu tentang demo. Mobilisasi massa yang lain yang dapat dilakukan contohnya menjadi pelopor gerakan menjaga kelestarian lingkungan. Seperti yang diketahui bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan kekayaan alamnya. Namun, kini banyak hutan, pantai, pegunungan, laut indonesia yang sudah mulai rusak karena pengeksploitasian yang berlebihan demi mencapai kekayaan materi semata, tanpa memikir kan dampak panjangnya yang berpengaruh pada kelestarian alam Indonesia. Publikasi pergerakan massa tersebut kini dapat menggunakan aplikasi canggih yang telah ada, kita dapat menarik simpati masa menggunakan berbagai aplikasi tersebut. 2. Membantu sesama menggunakan perangkat digital Kita sudah dapat melihat contohnya, seperti ketika salah satu gadis di Jogja yang tidak dapat membiayai pendidikannya disalah satu Universitas ternama di negara ini. Banyak para simpatisan yang kemudian membuat sebuah kegiatan charity di internet untuk membantu meringankan beban gadis belia tersebut. dan hasilnya pun kini, gadis tersebut dapat kuliah menggunakan biaya dari para donatur yang Sebagai pengembang era digitalKekreatifan dari pada pemuda dapat di salurkan untuk menciptakan aplikasi dan perangkat yang dapat meringankan pekerjaan orang menggunakan aplikasi yang mudah diakses dan dioperasikan baik bagi anak mudanya sendiri ataupun berbagai golongan yang mungkin menggunakannya. Contohnya saja seperti yang kita ketahui salah satu aplikasi ojek digital, permaninan, maupun aplikasi pembelajaran yang diciptakan oleh anak Penyebar informasi bermanfaat Saya rasa untuk masalah ini tak perlu dipertanyaakan. Seperti contohnya, beberapa waktu yang lalu, ketika ditemukan sebuah kotak mencurigakan di daerah Ringroad utara Yogyakarta. Ternyata kotak tersebut adalah seperangkat bom rakitan. Anda yang warga sekitar Yogyakarta pasti mendapati berita agar sekiranya tidak melewati daerah tersebut untuk beberapa saat hingga sudah dinyatakan aman oleh gegana atau pihak yang generasi muda Indonesia di era digital, tentu saja kita dapat berperan penting bagi bangsa ini. Kita adalah generasi yang memiliki andil besar untuk Indonesia yang lebih maju di masa depan. Untuk itu, kita patut memperkaya diri dengan ilmu-ilmu yang berkembang dan menjadikan diri sekreatif mungkin untuk menggunakan segala fasilitas yang dimiliki untuk hal-hal yang berguna dan bermanfaat, tak hanya bagi diri sendiri namun, juga untuk masyarakat sekitar atau bahkan bangsa Indonesia. Lihat Lyfe Selengkapnya
peran pemuda di era digital